Jumat, 04 Mei 2012

Pakan Ternak Berbasis Agribisnis

PAKAN TERNAK SAPI PERAH BERBASIS
AGRIBISNIS


OLEH

ALIEF ASHAR
I 311 07 022





FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2011





PAKAN TERNAK SAPI PERAH BERBASIS
AGRIBISNIS


OLEH:



ALIEF ASHAR
I 311 07 022


Makalah Ini Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan Mata Kuliah
Seminar Studi Pustaka Pada Jurusan Sosial Ekonomi Peternakan Fakultas
Peternakan Universitas Hasanuddin Makassar







FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2010
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Makalah             :  Pakan Ternak Sapi Perah Berbasis Agribisnis
Nama                    :   Alief Ashar
Stambuk               :   I 311 07 022
Jurusan                 :   Sosial Ekonomi Peternakan
 Jadwal                 :    29 April 2011

Makalah Seminar Studi Pustaka
Telah Diperiksa Dan Disetujui Oleh :

Panitia Seminar Studi Pustaka                                                                     Pembimbing


Kasmiyati Kasim, S.Pt, M.Si                                                   Kasmiyati Kasim, S.Pt, M.Si
Nip : 132 318 039                                                                      Nip : 19730719 200604 2 
                     
Mengetahui :
Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Peternakan


                 Dr.Sitti Nurani Sirajuddin, S.Pt, M.Si
                                                  Nip : 19710421 199702 2 002

Tanggal Pengesahan :               2011
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .................................................................................          i
HALAMAN JUDUL ....................................................................................          ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................         iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................         iv
DAFTAR ISI ................................................................................................         v
PENDAHULUAN ........................................................................................         1
PERMASALAHAN .....................................................................................         3
PEMBAHASAN
A.    Tinjauan Umum Tentang Agribisnis .................................................................        4
B.     Pakan Ternak Sapi Perah..............................................................................         7
C.     Pengembangan Agribisnis Pakan Ternak Sapi Perah.......................................       15
KESIMPULAN DAN SARAN
      Kesimpulan ..............................................................................................      18
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
    Sebagian besar penduduk Indonesia tinggal dan hidup di pedesaan yang umumnya hidup dan berusaha di bidang pertanian, setiap petani memelihara tanaman dan hewan guna mendapatkan hasil yang bermanfaat.  Agribisnis pada mulanya diartikan secara sempit, yaitu menyangkut subsektor masukan (input) dan subsektor produksi. Pada perkembangan selanjutnya agribisnis didefinisikan secara luas dan tidak hanya menyangkut subsektor masukan dan produksi tetapi juga menyangkut subsektor pascaproduksi, meliputi pemprosesan, penyebaran, dan penjualan produk. Dengan demikian agribisnis peternakan merupakan kegiatan usaha yang terkait dengan subsektor peternakan, mulai dari penyediaan sarana produksi, proses produksi (budidaya), penanganan pasca panen, pengolahan, sampai pemasaran produk ke konsumen.
Agribisnis merupakan suatu sektor ekonomi modern dan besar dari pertanian primer yang mencakup paling sedikit empat subsistem, yaitu Subsistem agribisnis hulu, Subsistem usahatani, Subsistem agribisnis hilir dan Subsistem jasa layanan pendukung.
Sapi perah merupakan hewan ternak yang menghasilkan susu sebagai produk utamanya. Susu dan produk olahannya adalah bahan pangan untuk konsumsi manusia. Kebutuhan akan susu terus semakin meningkat seiring dengan perkembangan jumlah penduduk, tingkat pendapatan, dan selera masyarakat. Tetapi kualitas susu harus tetap dipertanyakan seiring dengan meningkatnya permintaan susu. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kualitas susu. Salah satunya adalah  pakan ternak.
    Pakan Ternak merupakan segala sesuatu yang dapat diberikan kepada ternak (baik berupa bahan organik maupun non organik) yang sebagian atau seluruhnya dapat dicerna oleh ternak tanpa mengganggu kesehatan ternak.
Salah satu faktor yang menentukan  suksesnya usaha peternakan sapi perah ialah pemberian pakan ternak. Sebab sapi yang berproduksi tinggipun, apabila mereka tidak mendapatkan pakan ternak  yang baik dan cukup, juga tak akan menghasilkan susu sebagaimana mestinya. Dari pemaparan diatas maka di buatlah makalah yang berjudul Pakan Ternak Sapi Perah Berbasis Agribisnis.

                                                                  PERMASALAHAN
Masalah yang dapat dirumuskan dalam makalah ini adalah “Bagaimana Pakan Ternak Sapi Perah Berbasis Agribisnis

                                                                      PEMBAHASAN

A.    Tinjauan Umum Tentang Agribisnis
Pendekatan untuk memahami pengertian agribisnis dapat dilakukan dengan menelusuri asal kata agribisnis itu sendiri. Agribisnis berasal dari kata agri dan bisnis. Agri berasal dari bahasa Inggris, agricultural (pertanian). Bisnis berarti usaha komersial dalam dunia perdagangan (Soekartawi, 1993).
Agribisnis pada mulanya diartikan secara sempit, yaitu menyangkut subsektor masukan (input) dan subsektor produksi (on farm). Pada perkembangan selanjutnya agribisnis didefinisikan secara luas dan tidak hanya menyangkut subsektor masukan dan produksi tetapi juga menyangkut subsektor pascaproduksi, meliputi pemrosesan, penyebaran, dan penjualan produk. Dengan demikian agribisnis peternakan merupakan kegiatan usaha yang terkait dengan subsektor peternakan, mulai dari penyediaan sarana produksi, proses produksi (budidaya), penanganan pasca panen, pengolahan, sampai pemasaran produk ke konsumen (Miranti, 2001).
Menurut Firdaus (1985), yang dimaksud dengan agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil dan pemasaran yang ada hubungannya dengan pertanian dalam arti luas. Pertanian dalam arti luas adalah kegiatan usaha yang menunjang kegiatan pertanian dan kegiatan usaha yang ditunjang oleh kegiatan pertanian.
            Agribisnis merupakan suatu sektor ekonomi modern dan besar dari pertanian primer yang mencakup paling sedikit empat subsistem, yaitu (Saragih, 1998) :
 (1) Subsistem agribisnis hulu (up-stream agribusiness), yaitu kegiatan ekonomi yang menghasilkan dan memperdagangkan sarana produksi pertanian primer (seperti industri pupuk, obat-obatan, benih atau bibit, alat dan mesin pertanian, dan lain sebagainya.
 (2) Subsistem usahatani (on-farm agribusiness) yang dimasa lalu disebut sistem pertanian primer;
(3)  Subsistem agribisnis hilir (down-stream agribusiness), yaitu kegiatan ekonomi yang mengolah hasil pertanian primer menjadi produk olahan, baik dalam bentuk yang siap untuk dimasak atau siap saji (ready to cook/ready to used) atau siap untuk dikonsumsi (ready to eat) beserta kegiatan perdagangannya di pasar domestik dan internasional;
(4) Subsistem jasa layanan pendukung seperti perkereditan, asuransi, transportasi, pergudangan, penyuluhan, kebijakan pemerintah, dan lain-lain.Keempat subsistem tersebut saling terkait dan saling menentukan. Subsistem usahatani memerlukan input dari subsistem agribisnis hulu. Sebaliknya subsistem agribisnis hulu memerlukan subsistem usahatani sebagai pasar produknya. Subsistem agribisnis hilir memerlukan bahan baku untuk diolah dan diperdagangkan dari subsistem usahatani. Ketiga subsistem di atas memerlukan subsistem jasa layanan pendukung untuk memperlancar aktivitasnya. Dalam subsektor peternakan, subsistem hulu meliputi industri bibit ternak, pakan ternak, obat-obatan dan vaksin ternak, serta alat-alat dan mesin peternakan (alsinnak).
Berdasarkan jenis outputnya, subsistem usahatani dapat digolongkan menjadi usaha ternak perah, usaha ternak potong/pedaging, usaha ayam petelur, dan lain-lain. Subsistem agribisnis hilir meliputi usaha pemotongan hewan, industry susu, industry pengalengan daging, industri telur asin, industri kulit, restaurant dan lain sebagainya. Subsistem institusi penunjang meliputi lembaga penelitian pemerintah, penyuluhan, lembaga keuangan, kesehatan hewan dan lain-lain (Siragih, 1998).
Di dalam sistem agribisnis peternakan, subsistem agribisnis hulu dan hilir lebih banyak memperoleh nilai tambah dibandingkan dengan subsistem budidaya (usahatani). Bandingkan pendapatan peternak sapi perah dengan pabrik pengolahan susu, peternak sapi potong dengan pabrik pengolahan sosis atau perusahaan pengalengan daging, peternak itik dengan perusahaan telur asin, dan seterusnya.  Namun subsistem budidaya merupakan subsistem utama karena produk-produk peternakan yang digunakan oleh konsumen pada dasarnya dihasilkan oleh subsistem ini dan tanpa subsistem ini tidak mungkin ada subsistem agribisnis hulu dan hilir. (Yudhi, 2003).
 
B.    Pakan Ternak Sapi Perah
Pakan untuk ternak, terutama untuk ternak Sapi yang sehat memerlukan jumlah pakan yang cukup dan berkualitas. Nutrisi yang terkandung dalam pakan ternak merupakan unsur penting untuk menjamin kesehatan sapi, pertumbuhan badan yang optimal dan kesehatan reproduksi. Sapi muda memerlukan jumlah pakan yang terus meningkat sampai dicapai pertumbuhan badan yang maksimal. Sapi yang sedang bunting memerlukan pakan dengan kandungan nutrisi yang lebih baik untuk pertumbuhan fetus. Pakan hijauan kaya akan berbagai nutrisi yang diperlukan seperti protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral. Disamping itu, sapi memerlukan ketersediaan serat kasar yang cukup (Stefani, 2011).
Pakan merupakan salah satu faktor yang menentukan kemampuan berproduksi sapi perah. Pakan sapi perah terdiri dari hijauan dan konsentrat, pada umumnya hijauan pakan diberikan dalam bentuk limbah pertanian dan rumput lapangan yang kualitasnya rendah. Oleh karena itu, konsentrat yang diberikan harus berkualitas (Siregar, 1996). Sedangkan menurut Anonim (2009), pakan adalah makanan/asupan yang diberikan kepada hewan ternak (peliharaan). Istilah ini diadopsi dari bahasa Jawa. Pakan merupakan sumber energi dan materi bagi pertumbuhan dan dan kehidupan makhlukh hidup. Zat yang terpenting dalam pakan adalah protein. Pakan berkualitas adalah pakan yang kandungan protein, lemak, karbohidrat, mineral dan vitaminnya seimbang
Salah satu faktor yang menentukan suksesnya usaha peternakan sapi perah ialah pemberian pakan ternak. Pakan Ternak merupakan segala sesuatu yang dapat diberikan kepada ternak (baik berupa bahan organik maupun non organik) yang sebagian atau seluruhnya dapat dicerna oleh ternak tanpa mengganggu kesehatan ternak.  Apabila mereka tidak mendapatkan pakan ternak  yang baik dan cukup, juga tak akan menghasilkan susu sebagaimana mestinya (Anonim, 2005).
Bagi semua mahluk hidup, pakan mempunyai peranan sangat penting sebagai sumber energi untuk pemeliharaan tubuh, pertumbuhan dan perkembangbiakan. Selain itu, pakan juga dapat digunakan untuk tujuan tertentu, misalnya untuk menghasilkan warna dan rasa tertentu. Fungsi lainnya diantaranya yaitu sebagai pengobatan, reproduksi, perbaikan metabolisme lemak dll. Namun pemberian pakan berlebih dapat membuat hewan peliharaan menjadi rentan terhadap penyakit, produktifitasnya pun akan menurun (Anonim, 2009).
Kebiasaan peternak sapi perah di Indonesia adalah pemberian hijauan pada ternak dengan sistem cut and carry. Artinya, para peternak mencari dan mengumpulkan hijauan hari ini untuk kebutuhan sapi perah esok harinya. Kebutuhan hijauan untuk sapi perah dalam bentuk segar adalah 10% dari bobot tubuhnya. Misalnya, jika bobot badan sapi perah sebesar 400 kg, maka hijauan yang diberikan minimal 40 kg/hari/perekor (Firman, 2010).
Pakan yang diberikan berupa hijauan dan konsentrat. Hijauan yang berupa jerami padi, pucuk daun tebu, lamtoro, alfalfa, rumput gajah, rumput benggala atau rumput raja. Hijauan diberikan siang hari setelah pemerahan sebanyak 30-50 kg/ekor/hari. Pakan berupa rumput bagi sapi dewasa umumnya diberikan sebanyak 10% dari bobot badan (BB) dan pakan tambahan sebanyak 1-2% dari BB (Anonim, 2010).
Hijauan pakan ternak memegang peranan penting dalam usaha budidaya sapi perah, hal tersebut antara lain karena sapi perah merupakan ternak ruminansia sesuai dengan sifat fisiologis sapi yang memiliki perut ganda (Anonim, 2005).
Adapun Jenis pakan menurut Stefani (2011) yaitu :
 (1) pakan kasar; merupakan pakan yang kadar nutrisinya rendah, yakni kandungan nutrisi pakan tidak sebanding dengan jumlah fisik volume pakan tersebut. Misalnya rumput alam, jerami, batang jagung, pucuk daun singkong, dll. Sapi sangat membutuhkan pencernaan untuk bekerja secara baik, membuat rasa kenyang dan mendorong kelancaran getah kelenjar pencernaan ke luar. Rumput yang sudah menua kandungan nutrisinya telah menurun.
 (2) pakan penguat; merupakan pakan yang mengandung nutrisi tinggi dengan kadar serat kasar yang rendah. Pakan konsentrat meliputi bahan pakan yang terdiri dari biji-bijian, jagung giling, tepung kedelai, dedak, dll. Peranan pakan konsentrat adalah untuk meningkatkan nilai nutrisi yang rendah agar memenuhi kebutuhan normal hewan untuk tumbuh dan berkembang secara sehat
Salah satu kendala yang di hadapi dalam penyediaan hijauan pakan ternak adalah ketersediaan sumber pakan yang memiliki kandungan protein tinggi dan dapat diproduksi secara masal dan produksi yang dihasilkan per satuan luas tinggi serta tidak memerlukan perawatan yang rumit. Kondisi tersebut antara lain karena kondisi iklim di daerah tropis yang cenderung merangsang tanaman untuk menghasilkan energy di banding dengan menghasilkan protein. Intensitas penyinaran yang tinggi akan mempengaruhi usia generative tanaman menjadi lebih pendek yang berakibat pada kandungan serat kasar yang meningkat sedangkan kandungan protein dari tanaman menurun (Siragih, 1998).
Menurut Anonim (2009), pada industri peternakan masa kini, pakan yang diberikan biasanya berupa campuran dari bahan alami dan bahan buatan (komposisi) yang telah ditingkatkan kandungan gizinya. Salah satunya yaitu yang berasal dari limbah perkebunan. Kadang-kadang pada pakan ditambahkan pula hormon dan vitamin tertentu untuk memacu pertumbuhan ternak dan membebaskannya dari stress
Sapi yang sedang menyusui (laktasi) memerlukan makanan tambahan sebesar 25% hijauan dan konsentrat dalam ransumnya. Hijauan yang berupa rumput segar sebaiknya ditambah dengan jenis kacang-kacangan (legum). Sumber karbohidrat berupa dedak halus atau bekatul, ampas tahu, gaplek, dan bungkil kelapa serta mineral (sebagai penguat) yang berupa garam dapur, kapur, dll. Pemberian pakan konsentrat sebaiknya diberikan pada pagi hari dan sore hari sebelum sapi diperah sebanyak 1-2 kg/ekor/hari (Siregar, 1994).
Selain makanan, sapi harus diberi air minum sebanyak 10% dari berat badan per hari. Pemeliharaan utama adalah pemberian pakan yang cukup dan berkualitas, serta menjaga kebersihan kandang dan kesehatan ternak yang dipelihara. Penggembalaan harus juga dilakukan pada awal musim kemarau, setiap hari sapi digembalakan. Di musim hujan sapi dikandangkan dan pakan diberikan menurut jatah. Penggembalaan bertujuan pula untuk memberi kesempatan bergerak pada sapi guna memperkuat kakinya (Anonim, 2010).
Menurut  Anonim(2010), Pemberian pakan pada sapi dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu:
a)    sistem penggembalaan (pasture fattening)
b)    kereman (dry lot fattening)
c).    kombinasi cara pertama dan kedua.
Komponen yang harus diperhatika peternak sapi perah untuk mengoptimalkan usahanya yaitu (Anonim, 2010) : 
    Harga  Susu
Biasanya   harga   susu   berbanding    lurus   dengan    jumlah   bakteria  yang terkandung  dalam  susu.  Dengan   menjaga   kebersihan  selama  proses   dan menurunkan   jumlah   bakteri  terkandung  akan  dapat mengangkat harga jual susu.  Harga   tersebut   tergantung   pada   standar   penerimaan   dan   standar kualitas   dari   perusahaan  pengolahan  susu.  Pada   saat   harga  susu  tinggi, peternak  harus  dapat  memaksimalkan  segala  kemungkinan  yang ada untuk memperbaiki produksi  dan  meningkatkan  pendapatan.  Pada  saat harga susu rendah, usahakan untuk mengurangi biaya produksi.
    Biaya Produksi
Besar   biaya  produksi  sangat  bervariasi,  biasanya   dipengaruhi  oleh  besar peternakan  dan   tingkat   efisiensi  kerja.  Total  biaya  produksi  terdiri   dari biaya  operasi  dan   biaya overhead. Biaya operasi biasanya terdiri dari pakan, pemeliharaan   kandang   &  peralatan,  pemasaran,   bahan  bakar,  listrik  dan perbaikan.  Yang  termasuk  dalam   biaya  overhead adalah semua biaya tetap yang harus dikeluarkan.
    Volume Susu
Keuntungan   sangat   dipengaruhi   oleh   volume  susu  yang   dijual. Bahkan dengan  harga  susu  yang tertinggi pun, keuntungan yang maksimal baru akan didapat bila produksi susu dapat mencapai yang tertinggi yang mungkin untuk
diproduksi.  Kuncinya  adalah mengupayakan agar rataan produksi susu setiap ekor  sapi  dapat  ditingkatkan. Dengan demikian dapat meningkatkan volume penjualan susu.
Menurut Anonim (2010) mengatakan bahwa, Untuk dapat mencapai keuntungan yang optimal dari setiap ekor sapi adalah dengan cara mengoptimalkan pemberian pakan yang mengandung nutrisi yang cukup. Cara ini berbeda dengan cara yang biasa dipakai, yaitu ‘ Memaksimalkan Pakan Yang Dimakan Sapi’. Bila hanya memaksimalkan jumlah pakan yang dimakan tanpa memperhatikan nutrisi yang terkandung pakan, maka pakan tersebut tidak akan memberikan pengaruh yang besar pada sapi dan susu yang dihasilkan. Hanya membuat sapi kenyang.  Agar didapat keuntungan yang maksimal, perhatikan ‘Harga Susu, Biaya Produksi dan Volume Susu’. Bila ketiga hal tersebut diperhatikan dengan baik, maka usaha ternak sapi perah akan berkembang dan menguntungkan.
Empat hal yang harus diperhatikan pemberian pakan sapi perah yaitu Tawaf (2010) :
1.ketersediaan bahan harus kontinyu,
2.palatabilitas (tingkat kesukaan sapi)
3.harga pakan
4.produksi susu yang dihasilkan yaitu sapi yang berproduksi tinggi harus diberikan pakan sesuai dengan kebutuhannya.
   

Menurut Tawaf (2010) bahwa, dalam menyusun pakan sapi perah harus memperhatikan :
1.    Nilai gizi bahan pakan. Diperkirakan dan digambarkan dari jumlah zat pakan yang terkandung dalam setiap massa pakan yang biasanya diketahui dalam bentuk perkilogram bahan kering (dry matter).
2.    Kebutuhan zat gizi ternak. Diperkirakan dalam jumlah zat pakan yang akan dipergunakan untuk pokok hidup (maintenance), tumbuh, bunting, dan produksi susu (karena energi protein, mineral serta vitamin juga terkandung dalam air susu).
3.    Perbandingan formulasi. Perbandingan bahan pakan sehingga diperoleh komposisi zat pakan yang sesuai dengan kebutuhan ternak.
4.    Kemungkinan terjadinya gangguan metabolisme akibat pembe¬rian pakan tersebut.
5.    Kecernaan pakan. Tingkat kecernaan suatu bahan pakan harus dipertimbangkan, demikian juga tingkat degradasi zat pakan (terutama protein) oleh mikroba rumen



C.    Pengembangan Agribisnis Pakan Ternak Sapi Perah
Agribisnis pakan ternak khususnya pakan hijauan, merupakan salah satu komoditas andalan petani di daerah peternakan, memerlukan budidaya yang baik untuk meningkatkan produksinya. Produksi yang tinggi  perlu ditunjang  sistem  pemasaran yang efisien agar diperoleh pendapatan yang optimal. Karena hijauan bersifat mudah rusak, diperlukan pula penanganan pasca panen yang baik, sebelum sampai pada konsumen. Dengan demikian,   penanganan yang baik dari budidaya, produksi, pemanenan, penanganan pasca panen (pengolahan), dan pemasaran harus merupakan satu kesatuan manajemen, agar agribisnis pakan ternak tersebut dapat berhasil (Lestari, 2002).
Usaha peternakan sapi perah keluarga memberikan keuntungan jika jumlah sapi yang dipelihara minimal sebanyak 6 ekor, walaupun tingkat efisiensinya dapat dicapai dengan minimal pengusahaannya sebanyak 2 ekor dengan ratarata produksi susu sebanyak 15 lt/hari. Upaya untuk meningkatkan pendapatan petani melalui pembudidayaan sapi perah tersebut dapat juga dilakukan dengan melakukan diversifikasi usaha. Selain itu melakukan upaya kooperatif dan integratif (horizontal dan vertikal) dengan petani lainnya dan instansi instansi lain yang berkompeten (Ismed, 1986).
Ternak sapi perah harus diberi pakan secara teratur, agar produktivitas  susunya tak terhenti, bahkan meningkat. Sehingga jika produksi susunya banyak memberikan keuntungan bagi peternak.  Karena susu tersebut dapat di pasarkan secara  langsung ke konsumen  setelah dimasak dan sisanya dapat dijual ke industry (Diharjo, 2010).
Untuk dapat mencapai keuntungan yang optimal dari setiap ekor sapi adalah dengan cara mengoptimalkan pemberian pakan yang mengandung nutrisi yang cukup. Cara ini berbeda dengan cara yang biasa dipakai, yaitu ‘ Memaksimalkan Pakan Yang Dimakan Sapi’. Bila hanya memaksimalkan jumlah pakan yang dimakan tanpa memperhatikan nutrisi yang terkandung pakan, maka pakan tersebut tidak akan memberikan pengaruh yang besar pada sapi dan susu yang dihasilkan, hanya membuat sapi kenyang (Anonim, 2010)
Keuntungan   sangat   dipengaruhi   oleh   volume  susu  yang   dijual. Bahkan dengan  harga  susu  yang tertinggi pun, keuntungan yang maksimal baru akan didapat bila produksi susu dapat mencapai yang tertinggi yang mungkin untuk diproduksi.  Kuncinya  adalah mengupayakan agar rataan produksi susu setiap ekor  sapi  dapat  ditingkatkan. Dengan demikian dapat meningkatkan volume penjualan susu (Anonim, 2010).
Pada musim kemarau jumlah hijauan menjadi kurang dan sebaliknya pada musim hujan melimpah sehingga ketersediaan tidak kontinyu sepanjang tahun. Untuk itu  hijauan pakan ternak perlu mengalami proses pengolahan teknologi pakan dalam bentuk hay dan silase, salah satu contoh yaitu jerami jagung (jasmal, 2006).
Menurut Anonim (2011) yang menyatakan bahwa, pemanfaatan hasil ikutan tanaman jagung berupa batang dan daun yang masih muda, dikenal sebagai jerami jagung dimanfaatkan sebagai hijauan pakan ternak. Selain diberikan pada ternak sebagai hijauan segar, jerami jagung juga dapat diberikan sebagai hijauan pakan ternak yang mengalami proses pengolahan teknologi pakan dalam bentuk hay dan silase.
KESIMPULAN
    Agribisnis merupakan suatu sektor ekonomi modern dan besar dari pertanian primer yang mencakup paling sedikit empat subsistem, yaitu Subsistem agribisnis hulu, Subsistem usahatani, Subsistem agribisnis hilir dan Subsistem jasa layanan pendukung.
    Sapi perah merupakan hewan ternak yang menghasilkan susu sebagai produk utamanya. Susu dan produk olahannya adalah bahan pangan untuk konsumsi manusia. Kebutuhan akan susu terus semakin meningkat seiring dengan perkembangan jumlah penduduk, tingkat pendapatan, dan selera masyarakat. Tetapi kualitas susu harus tetap dipertanyakan seiring dengan meningkatnya permintaan susu. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kualitas susu. Salah satunya adalah  pakan ternak.
    Pakan Ternak merupakan segala sesuatu yang dapat diberikan kepada ternak (baik berupa bahan organik maupun non organik) yang sebagian atau seluruhnya dapat dicerna oleh ternak tanpa mengganggu kesehatan ternak.
    Agribisnis pakan ternak khususnya pakan hijauan, merupakan salah satu komoditas andalan petani di daerah peternakan, memerlukan budidaya yang baik untuk meningkatkan produksinya. Produksi yang tinggi  perlu ditunjang  sistem  pemasaran yang efisien agar diperoleh pendapatan yang optimal. Karena hijauan bersifat mudah rusak, diperlukan pula penanganan pasca panen yang baik, sebelum sampai pada konsumen.


                                                                DAFTAR PUSTAKA 

Anonim, 2005. Komponen Penting agar Usaha Sapi Perah Menguntungkan. http:// saungsapi/3-komponen-penting-agar-usaha-sapi-perah menguntungkan.html. Diakses 29 Maret 2011.
Anonim. 2009. Budidaya dan Pengembangan Ternak. Dinas Peternakan. Jawa Timur Indonesia
Anonim, 2010. http://bumipertiwiextrem.blogspot.com/2010/12/beternak-sapi-perah.html. Diakses 31 Maret 2011.
Anonim. 2011. Pakan Ternak Sapi Perah. http://id.wikipedia.org/wiki/pakan-ternak-  sapi-perah/. Diakses 29 Maret 2011.
Bungaran Siragih, 1998. Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian. Penerbit Yayasan Persada Indonesia, Bogor.
Diharjo. 2010. Mesin Pencampur Pakan Basah Sapi Perah. http://www.bahankuliah.info/mesin-pencampur-pakan-basah-sapi-perah-untuk-peternak-menengah-ke-....html. Diakses 31 maret 2011.
Firman, 2010. Manajemen Peternakan Sapi Perah. http://manajemen-peternakan-sapi-perah-pada-peternakan-rakyat/. Diakses 2 April 2011.
Ismed, 1986. Usaha Pembudidayaan Sapi Perah. http://docstoc.com/usaha-pembudidayaan-Sapi-Perah/. Diakses 31 Maret 2011.
Jasmal A Syamsu, Dr.Ir.M.Si, 2006. Ketersediaan Jerami Jagung Sebagai Sumber Pakan Ternak Ruminansia di Sulawesi Selatan
Lestari, 2002. Agribisnis Pakan Ternak. http://bataviase.co.id/node/507398/ agribisnis-pakan-ternak/. Diakses 2 April 2011.
Malaka. 2007. Ilmu dan Teknologi Pengolahan Susu. Abdi Agung. Makassar.
Muhammad, Firdaus. 1985. Manajemen Agribisnis. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Miranti, 2001. Tata Laksana Manajemen Pemeliharaan Sapi Perah. http://www.vet-indo.com/Berita-Umum/Tata-Laksana-Manajemen-Pemeliharaan-Sapi-Perah.html. Diakses 27 Maret 2011.
Rochadi Tawaf 2010. Ransum dan Bahan Pakan Ternak. http://edufarming-dunia sapi.com/ransum dan bahan pakanternak sapi/.  Diakses 27 Maret 2011.
Siregar, 1994. Beternak sapi Perah Secara Intensif. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar